Manajemen supply chain yang sukses membutuhkan banyak keputusan yang berkaitan dengan aliran informasi, produk, dan dana. Setiap keputusan harus dilakukan untuk meningkatkan supply chain. Keputusan-keputusan ini jatuh ke dalam tiga kategori atau fase antara lain :
- Strategi atau desain Supply chain
Penentuan struktur supply chain dan proses yang akan dilakukan pada tiap stage dalam waktu jangka panjang. Struktur ini menjelaskan konfigurasi supply chain untuk kedepannya dan bagaimana strategi/desain akan dialokasikan serta proses apa saja yang akan berjalan pada setiap stage
Keputusan strategis supply chain mencakup :
ü Lokasi dan kapasitas fasilitas
ü Produk yang akan dibuat atau disimpan
ü Moda transportasi
ü Sistem informasi
ü Keputusan rancangan supply chain berlaku untuk jangka panjang dan perlu biaya mahal
- Perencanaan Supply chain, tujuan nya adalah memaksimalkan surplus dari supply chain dengan jangka waktu yang telah ditentukan (3bulan, 4bulan, atau 6bulan) pada saat tahap strategi/desain supply chain.
Keputusan perencanaan mecakup :
- Pasar mana yang akan disuplai & dari lokasi mana
- Rencana penambahan inventori
- Subkontrak, lokasi cadangan
- Kebijakan inventori
- Promosi
- Harus mempertimbangkan ketidakpastian permintaan, nilai tukar, persaingan selama horizon waktu perencanaan
- Operasional Supply chain
- Horizon waktu bersifat mingguan atau harian
- Keputusan diambil berdasar order tiap konsumen
- Menyusun kebijakan operasional
- Menerapkan kebijakan seefektif mungkin
- Alokasi order, menetapkan duedate, kontrol data gudang, mengatur jadwal pengiriman
- Faktor ketidakpastian makin sedikit
Tinjauan Proses Supply Chain, Ada dua yang cara untuk melihat proses yang dilakukan dalam supply chain.
- Cycle view à serangkaian siklus yang terjadi antar stage dalam supply chain
- Push/pull view àmerespon order konsumen (pull) atau mengantisipasi order (push)Semua proses dalam supply chain masuk kedalam salah satu dari dua kategori tergantung pada waktu eksekusi relatif perusahaan untuk mengakhiri permintaan pelanggan.Dengan pull proses, eksekusi dimulai sebagai respons terhadap pesanan pelanggan. Dengan push proses, eksekusi dimulai dengan mengantisipasi pesanan pelanggan. Oleh karena itu, pada saat eksekusi pull proses, permintaan pelanggan yang diketahui dengan pasti, sedangkanpada saat pelaksanaan push proses, permintaan tidak dikenal dan harus diperkirakan. Pull proses juga dapat disebut sebagai proses reaktif karena bereaksi terhadap permintaan pelanggan. Push proses juga dapat disebut sebagai proses spekulatif karena berspekulasi (atau diperkirakan) daripada permintaan aktual.Batas push / pull dalam memisahkan proses supply chain digambarkan sebagai berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar